Friday, February 17, 2012

contoh laporan PPL pendidikan

PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

A.    PRAKTIK PEMBELAJARAN DI KELAS
Sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas, beberapa tahapan yang ditempuh oleh masing-masing mahasiswa praktikan adalah sebagai berikut:
1.      Pembagian dan Penyusunan Jadwal Mengajar
Di hari pertama selain kita telah mendapatkan sambutan hangat dari pihak SDI Al-Azhar 14 Semarang kita juga menyiapkan segala sesuatunya yang berkaiatan dengan progam PPL. Karena guru praktikan berasal dari dua jurusan PAI dan KI maka untuk pembagian jadwal kita bagi rata tidak hanya PAI yang mengajar akan tetapi KI juga, begitu juga sebaliknya PAI ikut serta ke administrasi dan supervisi pendidikan, kebijakan itu diambil dari kepala sekolah bahwa Tim PPL untuk praktik dibagi rata mengajar maupun ke manajemen. Dan saat itu juga kita langsung berkonsultasi dengan masing-masing guru pamong atau wali kelas masing-masing, di SDI Al-Azhar 14 Guru pamong adalah guru wali kelas tugasnya yaitu mengkoordinir RPP setelah itu diserahkan pada masing-masing Tim PPL. Adapun jadwal praktikan tiap minggunya ada dalam lampiran. Di SDI Al-Azhar berbeda dengan sekolah lain yaitu karena bersamaan dengan bulan puasa maka jadwal mingguan berbeda dengan jadwa bulan puasa (amaliah ramadhan), jadi yang diperpadat selama ramadhan yaitu amalia ramadhan. Adapun jadwal mingguan dan jadwal amaliah ramadhan ada dalam lampiran.
Adapun sistem pembagian jadwal mengajarnya maupun menejemennya  menggunakan rolling. Artinya dalam mengajar maupun keadministrasian kita bagi rata, ada yang mengajar dikelas, Lab. Audiovisual, TU, dan Perpustakaan, dari awal sampai akhir kita dapat jadwal yang berbeda. Sebab, dengan semua itu diharapkan agar praktikan nantinya menjadi guru profesional, tidak hanya dalam mengajar dikelas akan tetapi di menejemennya juga profesional. Perlu diketahui juga, bahwa untuk jadwal mengajar hanya kelas satu sampai kelas tiga, untuk kelas empat sampai kelas enam kita tidak boleh untuk praktik, karena untuk kelas empat sampai kelas enam butuh penanganan serius ditambah jadwal pelajaran dari guru kelas empat sampai kelas enam sudah padat dibandingkan kelas satu sampai tiga, dan selama PPL di SDI Al-Azhar 14 Tim PPL Cuma masuk ngajar tiga hari pertemuan dan itu sekaligus penilaian, itu semua kebijakan sekolah dan sudah merupakan aturan yayasan terutama. Disini juga kita mendapatkan sekolah yang benar-benar  displin waktu, pakaian, tata tertib yang terpenting disini tidak melanggar aturan yang sudah ada (etika dan agama).
2.      Persiapan Pengajaran
Kualitas pembelajaran yang bermutu, merupakan kewajiban seorang guru. Mempersiapkan segala sesuatu nya guna menunjang proses pemberdayaan peserta didik adalah suatu keharusan. Sebab pada hakekatnya guru bertindak sebagai pemandu bagi peserta didik dalam mengantarkannya menuju kedewasaan dalam hidup. Sehingga hal itulah yang menuntut seorang guru untuk mempersiapkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dari hari ke-hari. Dengan kata lain tugas seorang guru bukan hanya mengajar, melainkan juga belajar untuk meningkatkan kualitas intelektual. Mana mungkin menjadi seorang guru yang baik jika tidak mampu memberikan dan mengarahkan peserta didik memahami dan mampu mengembangkan kreatifitas. Bagaimana seorang guru mampu menghadirkan hal-hal yang aktual, jika guru tidak me-refresh pengetahuannya dengan banyak membaca buku, majalah, surat kabar, atau berdiskusi dan lain sebagainya. Maka bagi praktikan sebelum mengajar, hukumnya wajib ‘ain untuk belajar lebih dahulu.
Sehingga untuk keperluan tersebut, praktikan berusaha mempersiapkan dan merencanakannya dengan matang. Beberapa hal yang dilakukan praktikan dalam menyusun perencanaan pengajaran, yaitu sebagai berikut:
o   Melihat kurikulum, dalam hal ini tujuan pembelajaran umum (kompetensi dasar), pokok bahasan, kelas, semester dan alokasi waktu.
o   Penjabaran tujuan pembelajaran umum ke dalam tujuan pembelajaran khusus (indikator), yang meliputi tiga ranah (kognitif, afektif dan psikiomotorik).
o   Mengusahakan agar setiap pembelajaran tersebut dapat diukur dengan membuat perencanaan penilaian berupa bentuk soal atau bentuk lainnya.
o   Memilih dan menentukan pendekatan atau metode yang akan digunakan.
o   Memilih penggunaan media yang tepat.
o   Memperbanyak sumber untuk memperkaya materi.
Kemudian untuk memperbanyak materi sering kita melakukan diskusi, tentang materi pelajaran yang akan disampaikan. Terkadang kami juga menyempatkan diri lari ke perpustakaan untuk mencari sumber/referensi lain guna menambah masukan tentang satu pokok bahasan.   
3.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Salah satu persiapan yang dilakukan sebelum mengajar adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yakni mempersiapkan secara tertulis dari mulai mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, tujuan, metode/strategi dan media pembelajaran serta alat dan model evaluasi. Semuanya disusun secara sistematis dan jelas, serta disesuaikan format sekolah latihan, sehingga mudah untuk dilaksanakan (aplikatif). Praktikan menyusun rencana  pembelajaran tersebut dengan tulisan tangan dan ada beberapa guru praktikan yang print out. Setiap praktikan membuat masing-masing satu, dan setiap materi pelajaran yang ingin disampaikan ditunjukkan kepada guru pamong sebelum mengajar, perlu diketahui juga bahwa di SDI Al-Azhar 14 ternyata setiap membuat RPP sekaligus artinya RPP dibuat dan berlaku selama satu minggu sehingga selama satu bulan guru hanya membuat RPP empat kali, guru pratikan juga seperti itu membuat RPP satu kali untuk tiga pertemuan karena memang guru pratikan dijadwal oleh pihak kepala sekoalah hanya tiga kali mengajar.
Jika persiapan dan penyusunan RPP tersebut sudah baik, maka bisa dikatakan keberhasilan pembelajaran sudah 50 %, selebihnya bagaimana pelaksanaanya. Adapun format/contoh penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat dalam lampiran.
4.      Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Pengalaman ini yang paling urgen dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan. Ketika menunggu bel berbunyi sebagai tanda masuk, pada hari pertama masuk kelas, rata-rata mahasiswa praktikan merasakan sesuatu yang beragam. Ada yang gugup karena grogi, bahkan ada yang minta ditemani, ada yang tenang-tenang saja dan ada juga yang tidak sabar masuk kelas. Semua tergantung pada persiapan masing-masing, baik mental maupun materi.
Berdasarkan evaluasi yang kami lakukan setiap kali selesai mengajar, rata-rata hari pertama memang membutuhkan tenaga ekstra dalam melaksanakan tugas. Tidak sedikit praktikan, yang suaranya langsung habis pada saat pertama kali masuk kelas, sebab rata-rata, kelas ramai dan agak susah dikendalikan. Ramai atau tidaknya, dan nakal atau tidaknya peserta didik di kelas sangat bergantung dengan bagaimana guru praktikan membawa peserta didik dalam pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Pada saat praktikan mengajar, biasanya guru pamong berada dalam kelas selama 10-45 menit, setelah itu guru pamong meninggalkan ruangan, atau bahkan ada yang ditunggui sampai jam pelajaran selesai.
Dalam proses pembelajaran, guru praktikan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
1.      Membuka pelajaran
Dalam kegiatan ini guru  melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a.       Menyiapkan kondisi kelas sebaik mungkin
b.      Membuka pelajaran dengan salam atau do’a
c.       Mendata peserta didik yang hadir (presensi)
d.      Apersepsi, penjelasan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan hubungannya dengan materi yang akan disampaikan.
e.       Mengembangkan test awal (pre-test)
2.      Pengembangan Materi
Dalam langkah ini guru melakukan hal-hal berikut :
a.       Menjelaskan tujuan yang akan  dicapai dalam pertemuan tersebut
b.      Menggunakan metode belajar yang tepat
c.       Memanfaatkan sumber belajar yang ada seperti buku, media dan lingkungan.
3.      Pengelolaan dan dinamika kelas
Untuk melakukan pengelolaan kelas ada beberapa yang dilakukan untuk membentuk hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi,  seperti :
a.       Berbicara dengan sopan kepada peserta didik
b.      Mendorong terjadinya tukar pendapat
c.       Menerapkan aturan yang telah disepakati
d.      Menunjukkan sikap adil terhadap semua peserta didik
Disamping itu dinamika kelas juga mempengaruhi proses belajar mengajar, mengingat dalam suatu kelas terdiri dari peserta didik yang beragam mulai dari tingkat kecerdasan, kepandaian, latar belakang, kenakalan dan lain-lain. Sehingga keadaan seperti ini cukup membuat guru praktikan bekerja keras menyampaikan materi sehingga benar-benar dapat diterima oleh seluruh peserta didik.
4.      Menutup Pelajaran
Untuk langkah yang terakhir dalam proses belajar mengajar ini biasanya dilakukan dengan berbagai cara diantaranya yaitu :
a.       Menyimpulkan pelajaran
b.      Memberikan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan sebagai tolak ukur penerimaan peserta didik
c.       Memberikan tugas rumah sebagai pengayaan
d.      Menutup dengan salam atau do’a
Gambaran singkat mengenai proses pembelajaran di kelas, guru praktikan mengawalinya dengan salam, berdoa bersama, presensi, kemudian motivasi. Setelah memberikan motivasi guru praktikan melakukan apersepsi dengan pendekatan CTL (Contekstual Teaching Learning) tentang materi yang akan dibahas.
Selanjutnya dalam menyampaikan inti atau materi pokok sesuai dengan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar), maka guru praktikan memilih metode dan media yang lebih menarik (tidak monoton). Misalnya dengan permainan atau menonton film sebagai media. Jadi, media yang digunakan tidak hanya papan tulis saja, sehingga suasana pembelajaran akan lebih hidup dan menyenangkan.
Setelah kegiatan inti sudah selesai, guru praktikan berusaha mereview apa yang sudah disampaikan, dengan sistem ceramah maupun post test (tes akhir). Baru kemudian memberikan PR ataupun penugasan dengan memberikan soal untuk dikerjakan di rumah. Dan yang terakhir adalah sedikit merefleksikan kegiatan dengan menyimpulkan inti sari dari materi, dan diakhiri dengan penutup dan doa.
Demikian sedikit gambaran singkat proses pembelajaran di kelas yang tidak mungkin secara detail dituliskan dalam laporan ini.
        
5.      Evaluasi dan Resitasi
Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan belajar mengajar yang mutlak dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. Tanpa evaluasi ini guru tidak akan mengetahui sejauh mana materi dapat ditangkap oleh peserta didik. Evaluasi dalam proses pembelajaran sering kita jumpai pada akhir watku, misalnya dengan test formatif maupun test sumatif. Namun dengan paradigma baru pendidikan, dan bergulirnya pembelajaran berbasis kompetensi yang disempurnakan, yakni KTSP mengharuskan bahwa belajar adalah proses menuju kematangan.
Maka dengan itu, paradigma lama mengenai evaluasi harus mulai ditinggalkan. Sehingga dalam penilaian pun harus menekankan pada proses. Artinya hasil belajar tidak diukur hanya dengan menggunakan aspek kognitif saja seperti UTS, UAS, dan UAN. Namun aspek-aspek penilaiaan afektif dan psikomotorik seperti penilaian harian, presensi, kerapian, keaktifan peserta didik, keseriusan sikap, tugas-tugas harian, keterampilan, piagam penghargaan atas prestasi peserta didik, juga harus ditempatkan yang proporsional dan seimbang dari ketiga aspek tersebut.
Disinilah sebenarnya menuntut kesabaran dan keuletan guru. Sebab inilah yang cenderung dirasakan oleh praktikan sebagai sebuah tugas yang cukup berat. Karena dalam setiap pertemuan guru harus mempunyai data dan tabungan nilai buat peserta didik, sehingga caranya setiap mengajar harus memberikan tugas, baik berupa resume, latihan soal di buku paket, atau mengerjakan soal-soal di LKS. Dan tugas-tugas itu harus dikerjakan di luar jam pelajaran, karena jam pelajaran yang ada digunakan sepenuhnya untuk praktik mengajar.
Dalam praktiknya, diakui memang bahwa penilaian proses tidak bisa sepenuhnya dapat dilakukan. Pertimbangan tentang catatan harian peserta didik misalnya, susah untuk dilaksanakan. Seringkali, guru praktikan hanya menggunakan hasil ulangan harian, hasil mengerjakan LKS dan mid semester. Namun yang jelas dalam melakukan evaluasi ini, masing-masing guru praktikan diberi otoritas penuh, selain membuat soal-soal test untuk kelas yang di ajar, termasuk dalam memberikan penilaian dan analisisnya. Karena di SDI Al-Azhar 14 guru praktikan hanya dikasih tiga hari untuk mengajar jadi tidak bisa bisa membuat soal maupun ulangan, guru praktikan hanya menggunakan tugas di buku paket dan umpan balik kepada murid.

B.     PRAKTIK ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH
Mengenai praktik administrasi dan manajemen sekolah, terus terang team PPL sedikit banyaknya melakukan kegiatan tersebut. Sebab yang diinginkan dari pihak sekolah tidak hanya mengajar yang menjadi keprofesionalisan pembelajaran akan tetapi juga di manajemennya. Dari awal hingga akhir kita.
Di SDI Al-Azhar 14 guru pratikkaan terdiri dari 12 orang, 3 mahasiswa PAI dan 9 orang mahasiswa KI, jadi kita dijadwal rata dan sama. Ketika mahasiswa PAI mengajar mahasiswa KI di menejemennya, dan ketika mahasiswa PAI di menejemennya mahasiswa KI mengajar. Di administrasi dan manajemennya ada beberapa bagian (TU, Lab. Audio, dan Perpustakaan). Adapun jadwalnya bisa dilihat dalam lampiran.   

No comments:

Post a Comment