Thursday, March 15, 2012

metode penafsira dalam Al-Qur'an

I.    Pendahuluan

Penafsiran terhadap al-qur’an telah tumbuh dan berkembang seirama dengan pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kenyataan adanya ayat-ayat tertentu yang maksud dan kandungannya tidak bisa di pahami sendiri oleh para sahabat, kecualiu harus merujuk kepada rasulullah SAW.  Untuk mengetahui seluruh segi kandungan al-qur’an serta intensitas perhatian para ulama’ terhadap tafsir al=qur’an,maka bermuncullah berbagai kitab atau penafsiran yang beraneka ragam, baik pada masa ulama’ salaf maupun khalaf, sampai sekarang ini.

II.    Rumusan Masalah

1.    Metode Muqaran
2.    Metode Maudhu’I

III.    Pembahasan

1.    Metode Muqaran ( Perbandingan )

Metode muqarin merupakan penafsiran ayat-ayat al-qur’an atau surat tertentu dengan cara membandingkan ayat dengan ayat, atau antara ayat dengan hadits, atau antara pendapat-pendapat para ulama’ tafsir dengan memperlihatkan segi-segi perbedaan tertentu dan objek yang di bandingkannya.
   
Dalam metode ini, seorang mufasir dapat menempuh langkah-langkah yaitu mengambil sejumlah ayat-ayat al-qur’an dan mengemukakan penafsiran para ulama’ tafsir terhadap ayat-ayat tertentu, baik termasuk ulama’ khalaf bahwa penafsirannya berdasarkan riwayat yang bersumber dari rasulullah SAW, para sahabat dan tabi’in ( tafsir bil matsur ) or berdasarkan rasio ( tafsir bil al-ra’yi ), dan mengunggkapkan pendapat mereka serta membandingkan segi-segi dan kecenderungan-kecenderungan masing-masing yang berbeda dalam menafsirkan al-qur’an kemudian menjelaskan siapa diantara mereka yang penafsirannya ditujukan untuk melegitimasi suatu golongan tertentu atau mendukung aliran tertentu dalam islam dan memberi komentar berdasrkan apa yang di tulisnya.  

2.    Metode Maudhu’I ( Tematik )

Metode tafsir maudhu’I sebagai metode al-taukhidy merupakan metode tafsir yang berusaha mencari jawaban al-qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat alqur’an yang mempunyai tujuan yang satu, yang bersama-sama membahas topic/judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan dan hubungannya dengan ayat-ayat lain, kemudian mengistinbathkan hokum-hukum.  
Metode tafsir ini merupakan tafsir yang menjelaskan beberapa ayat al-qur’an yang mengenai suatu judul/tema tertentu,dengan memperhatikan urutan turunnya masing-masing ayat, sesuai dengan sebab-sebab turunya yang di jelaskan dengan berbagai macam keterangan dari segala seginya dan di perbandingkannya dengan keterangan berbagai ilmu pengetahuan yang benar, sehingga mempermudah  dan memperjelas masalah karena al-qur’an banyak mengandung berbagai macam tema pembahasan yang perlu di bahas secara maudhu’I agar supaya pembahasannya sempurna.
 Dari hal diatas dapat kita ketahui dalam 2 metode lainnya;
1.    Tafsir sunnah, menjelaskan suatu surat secara keseluruhan dengan menjelaskan isi kandungan surat tersebut, baik yang bersifat umum or khusus dan menjelaskan keterkaitan antara tema yang satu dengan yang lainnya, sehingga surat tersebut nampak seperti suatu pembahasan yang sangat kokoh dan cermat
2.    Tafsir tematik yaitu menghimpun sejumlah ayat al-qur’an yang mempunyai kesamaan tema kemudian membahasnya secara mendetail.

Al-farmawi mengemukakan tujuh langkah ang mesti di lakukan apabila seseorang ingin menggunakan metode maudhu’i;
     memilih atau menetapkan masalah Al-qur’an yang akan di kaji secara maudhu’i, 
    melacak dan menghimpun ayat-ayat yang ber kaitan dengan masalah yang telah diterapkan ayat-ayatnya,
     menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurutkronologi masa turunya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya asbabul al-nuzul,
    mengetahui hubungan munashabah ayat-ayat tersebut dalam masing-masing surat,
    Menyusun tema bahasan dalam kerangka yang pas, utuh, sempurna dan sistematis,
    melengkapiuraian dan pembahasan dengan hadis bila di pandang perlu, sehingga pembahasan semakin sempurna dan jelas.

Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengompromikan antara pengertian yang ‘am dan khas,mensingkronkan ayat-ayat yang lahirnya erkesan kontradiktif sehingga semua ayat tersebut bertemu pada suatu muara, tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada makna yang kurang tepat.    

IV.    Simpulan
Era dimana kita hidup ialah ilmu dan kebudayaan, era yang membutuhkan kepada metode maudhu’I yang dapat mengantarkan kita untuk sampai kepada suatu maksud dan hakekat suatu persoalan dengan cara yang paling mudah. Pada masa kita sekarang ini telah banyak bertaburan debu-debu terhadap hakekat agama-agama, sehingga tersebarlah doktrin-doktrin komunisme, atheism dsb. Untuk menghadapi kondisi yang demikian initidak ada lain kecuali harus dipergunakan suatu ‘senjata’ yang kuat, jelas dan mudah. Hal diatas dapat dibatasi melalui metode maudhu’I yang dapat diterapkan untuk bermacam-macam tema dalam al-qur’an dan meliputi segala seginya.

Langkah – langkah yang harus di tempuh dalam menerapkan metode maudhu’I ini, meliputi:
1.    Menerapkan masalah yang akan di bahas (topic)
2.    Menghimpun seluruh ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan tema yang hendak di kaji, baik surah makkiyah or madaniyah,
3.    Menentukan urut-urutan ayat yang di himpun itu sesuai dengan masa turunnya, disertai dengan pengetahuan tentang asbab al nuzulnya.
4.    Menjelaskan munasabah or kolerasi antara ayat-ayat itu pada masing-masing suratnya dan kaitannya ayat-yat tsbt dengan ayat sesudahnya,
5.    Membuat sistematik kajian dalam kerangka yang sistematis dan lengkap dengan out liennya yang mencakup semua segi dari tema kajian,
6.    Mengemukakan hadits-hadits Rasuullah SAW, yang berbicara tentang tema kajian
7.    Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama atau mengomp[romikan antara yang’am dan yang khas, dan mutlak dan muqayyad tau yang pada lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara tanpa perbedaan atau pemaksaan.
8.    Menyusun kesimpulan-kesimpulan yang menggambarkan jawaban Al-qur’an terhadab masalahyang di bahas.

Keistimewaan dari metode tafsir jenis ini adalah ;
a.    Merupakan cara terpendek dan termudah menggali hidayah Al-qur’an dibandingkan metode tafsir lainnya ,
b.    Menafsirkan ayat dengan ayat sebagai cara terbaik dalam tafsir ternyata diutamakan oleh metode mauhu’I,
c.    Dapat menjawab persoalan-persoalan hidup manusia secara praktis dan konsepsional berdasarkan petunjuk Al-qur’an,
d.    Menghimpun berbagai ayat dalam masalah tertentu dapat di hayati ketinggian fashahnya dan balaghah,
e.    Dengan study maudhu’I ayat-ayat yang kelihatan bertentangan dapat dipertemukan dan di damaikan dalam satu kesatuan yang harmois.
Dari uraian diatas, yaitu dengan adanya beraneka jenis metode tafsir al-qur’an merupakan suatu konsekuensi logis dari upaya untuk memahami dan mendalami ayat-ayat Al-qur’an, baik dalam masa sekarang atau yang akan datang.

V.    Penutup
Demikianlah makalah kami susun, kami menyadari dalam penyusunan atau penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh kerena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna pebaikan makalh selanjunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

No comments:

Post a Comment